The Midnight Sky adalah salah satu film menarik yang di bulan Desember ini menghiasi layar Netflix. Di tengah gempuran serial dan film Korea, film dengan bintang utama George Clooney ini rasanya cukup menyegarkan.
Tema besarnya, seperti tulisan saya sebelum ini, adalah tentang musnahnya manusia dari muka bumi. Kali ini settingnya berada di antara kutub utara dan luar angkasa. Menarik!
The Midnight Sky dimulai dengan adegan seorang Augustine Lofthouse (George Clooney), seorang peneliti yang terobsesi untuk mencari tempat hidup lain selain di bumi, yang memutuskan untuk tetap tinggal di pusat penelitian yang berada di Kutub Utara ketika rekan-rekannya dievakuasi. Ia kemudian mendapati kabar bahwa hampir seluruh manusia di muka bumi musnah karena ada radiasi yang mematikan. Iapun mencoba mengontak misi-misi luar angkasa untuk mengabarkan bahwa sebaiknya mereka tidak kembali ke bumi karena di bumi sedang ada bencana besar.
Dari semua misi luar angkasa yang coba dikontaknya, hanya Æther yang masih aktif. Iapun berusaha keras untuk menghubungi mereka namun sayang kekuatan alat pemancar komunikasi di pusat penelitian tempat ia tinggal tidak cukup kuat. Ia harus pergi ke pusat komunikasi lain yang jaraknya cukup jauh dan berisiko. Risiko makin besar ketika ia harus mengajak seorang anak kecil yang tiba-tiba ditemuinya bersembunyi padahal dia mengira hidup sendirian di pusat penelitian itu.
Perjalanan Augustine dan anak kecil misterius serta bermacam masalah yang dihadapi misi luar angkasa Æther yang kesulitan untuk pulang ke bumi karena tidak ada yang bisa dikontaknya sebagai pemandu lalu menjadi cerita panjang dan kadang membosankan dalam film ini.
Film ini bagi saya mengingatkan pada film legendaris karya Andrei Tarkovsky: “Solaris” (1972) yang versi buat ulang Hollywoodnya dibintangi juga oleh George Clooney (2002). Isinya tentang kesendirian, obsesi, dan kegamangan.
Akhir dari The Midnight Sky cukup menarik. Ada kejutan kecil di sana. Bagi yang suka film-film berbau salju dan dingin, film ini bisa jadi sangat menarik untuk dinikmati, apalagi di saat sendirian di bulan Desember yang dingin.