Tahun ini adalah tahun yang “sangat ambisius” kata klien saya yang orang Australia saat saya bercerita bahwa saya mengambil dua kursus bahasa sekaligus dan salah satunya adalah kursus bahasa isyarat di PUSBISINDO (kursus bahasa yang satu lagi akan saya bahas di tulisan yang lain).

Sebelum jauh membahas tentang kursusnya, saya jelaskan dulu apa itu PUSBISINDO. PUSBISINDO adalah singkatan dari Pusat Bahasa Isyarat Indonesia. Didirikan pada tahun 2009, organisasi ini giat melakukan sosialisasi dan membuka kelas-kelas bagi mereka yang hendak belajar BISINDO alias Bahasa Isyarat Indonesia. PUSBISINDO juga bisa dibilang sebagai jawaban dari komunitas Tuli atas bahasa isyarat SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang “dipaksakan” oleh pemerintah kepada komunitas Tuli selama ini.

“Lembaga ini sudah didirkan sejak 2009 untuk mengadvokasi bahasa isyarat yang dipakai komunitas Tuli untuk memprotes penggunaan SIBI oleh pemerintah,” ujar Juniati Effendi saat diwawancarai di Sekretariat Pusbisindo, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu, 21 Juli 2018.

Sumber: Tempo.co

Saya sendiri mulai mengenal PUSBISINDO dari brosur tentang kelas yang mereka buka di Lembaga Bahasa Internasional Universitas Indonesia (LBI UI). Saat itu saya memang sedang berniat belajar bahasa baru walau tidak spesifik bahasa isyarat. Karena itulah saya mencari info lebih lanjut tentang organisasi tersebut.

Namun sayang, sampai saat ini informasi tentang PUSBISINDO memang masih sangat terbatas. Situs resmi ataupun sumber lain tentang organisasi ini sangatlah kurang. Mereka lebih sering berbagi informasi melalui Instagram, tapi kalau coba mengontak nomor yang terdapat di akun Instagram mereka, selain sangat lamban dijawab juga tidak ada kejelasan kapan kelas akan dibuka. Waktu itu saya memutuskan untuk terus mengikuti pembaruan kabar di akun Instagram mereka, karena kalau dilihat-lihat, saat mereka akan bukan kelas maka pengumumannya memang hanya disampaikan melalui Instagram.

Untungnya ketika pengumuman PUSBISINDO membuka kelas baru, saya sedang tidak sibuk dan bisa langsung mendaftarkan nama saya di sana. Bayangkan, kelas langsung penuh hanya dalam hitungan menit! Jadi benar-benar beruntung rasanya bisa bergabung dalam kelas di PUSBISINDO.

Menurut saya, belajar bahasa isyarat di PUSBISINDO sangatlah menarik. Di awal kelas, sesaat setelah membayar biaya kursus, ada kelas orientasi. Di sana kami yang siswa baru diperkenalkan pada budaya Tuli dan keberadaan bahasa isyarat di Indonesia. Dari kelas orientasi itu saya jadi tahu bahwa di Indonesia ada banyak bahasa isyarat, jadi bukan hanya satu. Setidaknya ada dua kelompok bahasa isyarat di Indonesia. SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang merupakan bahasa isyarat yang dibuat oleh pemerintah dan diajarkan di sekolah-sekolah luar biasa, dan BISINDO yang bisa dikatakan sebagai pemrotes keberadaan SIBI yang menurut mereka tidak terambil dari bahasa isyarat yang sudah berkembang di komunitas Tuli. BISINDO inilah yang merupakan bahasa yang dianggap lebih alami bagi komunitas Tuli karena benar-benar muncul secara alami dari komunitas Tuli ketimbang BISI yang “dipaksakan” oleh pemerintah.

Kelas bahasa isyarat di PUSBISINDO adalah juga kelas yang menarik. Pertama, kami langsung diajar oleh guru Tuli. Jadi ini seperti belajar bahasa dan langsung diajar oleh penutur aslinya. Ini membuat kami di kelas “dipaksa” untuk langsung berpraktik dan menemukan bermacam kosakata yang harus kami hafalkan bahkan untuk bisa berkomunikasi dengan guru. Begitu juga saat guru mengajar, kami diajak untuk cepat memahami apa yang sedang dibicarakan.

Saat ini saya duduk di kelas tingkat 2 (dari 3 tingkat yang diselenggarakan oleh PUSBISINDO). Di tingkat ini saya mulai menyadari bahwa pengajaran bahasa isyarat di PUSBISINDO memang terasa sangat alami. Dari mempelajari kosakata dasar, mempraktikkannya dalam dialog-dialog pendek di kelas hingga saat ini saya sudah mulai bisa merangkai cerita dengan kekayaan kosakata yang sudah saya pelajari.

Ada yang punya pendapat atau ingin tahu lebih jauh tentang bahasa isyarat? Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar dan saya akan berusaha menjawab seinformatif mungkin.

You might also enjoy:

6 Comments

  1. hai, halo saya Mutia.

    Saya punya keinginan belajar bahasa isyarat tapi bingung kemana harus mencari tahu, utk Pusbisindo sendiri ada contact person nya kah utk bertanya2 lbh dahulu? bagaimana pengalaman anda selama disana? terima kasih sebelumnya ya

    1. Hi Mutia,

      Dari pengalaman saya, bila berminat untuk belajar bahasa isyarat di PUSBISINDO Jakarta, sebaiknya ikuti akun Instagram mereka di @PUSBISINDO. Setelah itu, nyalakan notifikasi agar setiap kali mereka melakukan pembaruan, kamu langsung dapat notifikasinya. Karena seperti yang saya tulis di atas, kelas mereka (terutama untuk kelas dasar 1) biasanya penuh dalam hitungan menit. Jadi memang harus cepat-cepat daftar saat mereka mengumumkan pembukaan kelas.
      Sebagai bocoran nih, biasanya PUSBISINDO buka kelas di sekitar bulan Januari, Mei, dan September.
      Di akun Instagram PUSBISINDO memang ada nomor WA, tapi menunggu jawaban WA akan sangat memakan waktu.

      Pengalaman belajar di PUSBISINDO sangatlah menarik. Tidak hanya kelasnya, bertemu dengan teman-teman Tuli dan teman-teman sesama peminat bahasa isyaratpun sangatlah menarik!

      Semoga cukup membantu ya infonya.

    1. Halo.
      Biaya kursusnya tergantung lokasi yang dipilih. Pusbisindo punya beberapa lokasi tempat kursus, ada di Balai Kota (Jakarta), kantor Pusbisindo sendiri di daerah Pasar Minggu, Jakarta. Dan sekarang Pusbisindo juga bekerjsama dengan beberapa kedai kopi yang mempekerjakan teman2 Tuli seperti Kopi Tuli di Duren Tiga, Jakarta.
      Secara rata2, biaya kursusnya adalah antara 300-500 ribu untuk 10 kali pertemuan (satu minggu sekali, 2 jam). Ada diskon 100ribu untuk pelajar, mahasiswa, dan orang tua dengan anak Tuli.

  2. Mas Danang,
    Kalau bahasa isyarat yang dipakai di program acara berita2 di tivi, itu yang dipakai bahasa isyarat yang SINI atau yang Bisindo kak?

    1. Hi Eja, maaf kalau terlalu lama balas komentarnya. Bahasa isyarat yang dipakai oleh stasiun TV di Indonesia adalah bahasa isyarat SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). SIBI jugalah yang diajarkan secara formal di sekolah-sekolah luar biasa di Indonesia.

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mastodon